Jumat, 06 Agustus 2021

Tubuh Sahabatku Berbeda

 

Cerpen – Horor. 1

 ( Cipt. Ririn Lestari )

 

 

Cerita 1 :

 

Hallo, Namaku   Puji Surya Lestari. Kalian dapat memanggilku Puji atau Tari. Ku kan bercerita tentang sahabatku ini  yang berbeda.  Aku sudah bersahabat dengannya  sejak usia 5 tahun hingga usia 20 tahun,  dia sangatlah unik, aku memanggilnya Mawar.

 

Ya....Mawar,  Si Cantik yang berbau bunga Mawar dan sedikit Amis (anyir ). Ha...ha.... Baiklah, ku ceritakan sedikit bentuk fisiknya, supaya kalian tidak heran dan bertanya Siapa mawar.  Sebelum ku ceritakan siapa mawar, ku bertemu pertama kalinya di Kebun Bambu belakang rumah, dekat sungai. Pada saat itu, usiaku baru 5 tahun, jadi tidak punya teman dan sering dibully tetangga. Ya.... aku sering bermain sendiri, disitulah awal mulanya aku bertemu dengan Mawar.  Mawar, dia adalah seorang gadis berwajah cantik,berambut pendek ,  berkulit pucat, matanya lebar, dan selalu menggunakan baju putih dan ciri khas pada  tubuhnya bau bunga mawar dan Amis ( anyir)  . Unik bukan, itulah Mawar, dia tidak pernah bicara, tapi mendengar, memangguk  dan tersenyum ketika saat aku curhat kepada nya.

 

Ketika sedih, dia datang kepada ku, entah kemanapun aku pergi, dia tahu aku . Teman Setia bukan ?, ketika aku senang dan sedih , Mawar selalu menemaniku. Aku tak pernah cerita kepada siapapun termasuk keluargaku, percuma bercerita,  soalnya dia hilang tiba-tiba.  aku tau dia mucul, dari bau khasnya ha....ha...,  dan pertama kali, aku mendengar suara mawar ketika usiaku  7 tahun.

 

Cerita ke 2 :

Ketika usiaku  menginjak 7 tahun,  pertama kali ku mendengar suara mawar, ya.., ketika  ku punya  perasaan sangat benci dan marah pada seseorang. Ya...., tulis, kalimat pertama kali keluar dari mulut Mawar. “ Tulis..., Tulis..., tulis, dia!” kata Mawar, sambil melotot pada ku.  Mawar tersenyum menakutkan.......senyumnya sangat lebar. Aku sangat takut dengan dia yang tersenyum  seperti itu.  Aku mengerti maksudnya, aku harus menulis nama orang yang telah menyakiti hatiku, tapi untuk apa dia meminta ku menulis.  “ Darah,....darah...., darah, ...darah.....!   mati –mati, ku suka!” , itulah kalimat kedua yang keluar dari mulut Mawar.   Aku semakin takut dan sangat takut dengan sikap Mawar, tapi aku juga sangat membenci orang itu. Ku siapkan pena dan kertas, ku tulis nama seseorang yang sangat ku benci, dan aku tusukkan  jariku menggunakan jarum jahit hingga keluar darah, ku teteskan  pada  kertas tepat nama orang tersebut.  Mawar....,apa yang kamu lakukan? Kataku. Dia menjilat tanganku yang masih terdapat darah segar. Mawar menggelengkan kepalanya, dan melarangku untuk menyakiti diri sendiri.  Aku pun bertanya pada mawar, “ bukannya yang kamu maksud ini ya....., tuliskan nama, dan tetes darah ?”. Mawar hanya menggelengkan kepala,  dan berkata “ tulis, benar.... darahmu bukan”.  Tiba-tiba dia menghilang didepanku, entah dia pergi kemana.

 

Cerita ke 3 :

Dua hari kemudian,  ada kabar lelayu ( kabar duka )   dari desa sebelah.  Dikabarkan , Ibu Siti meninggal dunia, dan dari cerita yang ku dapat , bu Siti  meninggal dunia karna kecalakaan sepeda motor pada malam hari kemarin. Beliau meninggal dunia ditempat disebabkan kepalanya terbentur pondasi pembatas di jalan.  Aku sangat kaget, mendengar berita tersebut, ... ya kaget, Ibu Siti adalah orang yang aku benci karena telah menghina dan merendahkan keluargaku. Sikapnya yang sombong dan angkuh mirip anaknya, membuatku sangat membencinya.  Ibu siti adalah nama yang ku tulis dalam secarik kertas kemarin, apakah yang dimaksud Mawar adalah ini.  Aku merasa bersalah sekali, karna telah membunuh orang itu, bukan hal ini yang ku inginkan.

 

Ya  percaya / tidak.....itulah Mawar, sahabatku  yang agrasif dan mempunyai tubuh yang berbeda (unik), membunuh orang yang aku sangat benci. Aku sangat tidak suka sekali dengan Mawar yang membunuh.  Aku memutuskan, tidak lagi berteman dengan Mawar.....,  ku sadar ini salah, jika dia membunuh.

 

Setelah 1(satu) Minggu meninggalnya Ibu Siti. Aku tidak pernah bercerita lagi dengan Mawar, dan tidak lagi datang ke Bambu belakang rumahku.  Terakhirnya ku bertemu Mawar , 5 hari lalu tepatnya pada  malam hari ketika diminta untuk mengambil tangga  bambu dibelakang rumah. Ku lihat wajah Mawar berbeda, wajah pucatnya,  mata melotot, lidah panjang yang mejulur,  dengan menggunakan baju putih bernoda darah segar.  Mawar  sedang duduk di atas pohon sawo besar, tangannya menujuk ke arahku.

 

Semenjak kejadian itu, aku lebih pendiam, dan menutup diri .  Orang tuaku menjadi khawatir dengan keadaanku yang berbeda.  Namun, hingga Dewasa , sebagian memory bersama Mawar tersebut bertahap mulai menghilang. Ya..., namun kebiasaanku belum menghilang dalam menulis orang-orang yang telah menyakiti hatiku.

----------------------------------------Tamat ------------------------------------------------------

Rabu, 09 Juni 2021

Tangisanku, Kebahagiaanmu

 

Tangisanku

Kebahagianmu

 

Siapakah Sahabatku? …….Ya !,  sahabatku. Dimanakah dunia bagi orang jujur sepertiku ini!. Engkau selalu menyebut dirimu sahabatku, tapi engkau tidak tahu bahwa aku menderita karnamu. Engkau bahagia, ketika aku sedang menangis. Apakah, itu pantas disebut sahabat?, jujur, aku lelah , sanggat lelah karna sikapmu yang selalu membalikan kebenaran. Bagimana tidak, engkau berusaha menjatuhkan diriku dihadapan dunia.  Aku salah kah?, triak ku didepanmu.

Dunia, sekarang menggapku sebagai orang bersalah dan tidak benar, mata mereka menatapku dengan tanjam dan benci kepadaku karna ucapan-ucapanmu. Tidak……tidak…dan tidak, aku tidak salah, teriakku, air mataku sudah kering oleh sedihanku.

“ Dasar bodoh, dasar idiot, kamu itu!” itulah yang sering keluar dari mulutmu. Itulah, mengapa aku sering rapuh dalam kesedihan, dan trauma sering hadir dalam hatiku. Tanganku gemetar, ketika melihat dirimu, keringatku keluar banyak, seakan aku sangat takut padamu.  Engkau belum cukup membuatku ketakutan, bahkan engkau menampar dan menjambakku, dengan membisikan ditelingaku kata :  “kamu itu……ijik,…….bodoh, dan idiot, kamu kenapa tidak mengakhiri hidupmu, teman!” .  Benarkah, dengan kematianku, aku kan bahagia tanpa dirimu, jawabku. Aku hidup bukan untuk melihatmu bahagia, ya…, kebencian dan dendam tidak membuatku damai, mulai hari ini, aku memaafkan dirimu, ucapku didepannya.

Engkau boleh saja menghinaku dengan kata-kata bodoh ataupun idiot, tapi jangan pernah engkau menghina keluargaku, orang tuaku. Sejak awal, aku sudah menganggapmu teman. Engaku menghinaku, menyiksa fisikku, ku terdiam dan sabar, sebab percuma ku cerita pada dunia. Dunia sudah engkau bius dengan kalimat-kalimatmu yang meyakinkan. Aku, tidak akan mati dan menyerah, ya……, tidak  apa-apa, engkau lukai hatiku yang rapuh ini, tapi sekali, aku sudah memaafkanmu, berarti kita putus hubungan, tidak ada teman lagi di kehidupanku. Ayah –Ibu, dan saudara-saudaraku, terima kasih ya, kalian yang membuatku kuat untuk jalani hidup ini. Maaf, membuat kalian khawatir, dan tidak pernah cerita pada kalian,  bahwa aku sudah tersakiti oleh teman. Tapi, aku masih bahagia ,karna…….aku sangat…..sangat dan sangat sekali mencintai Ayah dan ibu, saudara-saudaraku. Terima kasih , kalian tidak pernah melepaskan tangan kalian untuk ku, memelukku, dan mendengarkan cerita-cerita panjang bersama .  Aku tidak lagi menjadi gadis yang menangis dan aku kuat, tenang, jangan khawatir, keluargaku. Aku selalu bersama kalian, dimanapun kalian berada, ku tetap bersama.

Itulah yang sering ku ucapankan kepada keluargaku, jadi………. Apakah kamu iri kepadaku, teman. Walaupun aku bukan orang kaya sepertimu, tapi aku sudah menerima banyak harta yang tak bisa ditukar oleh uang, yaitu waktu dan kebahagiaan keluarga. Teman…, tentahlah , kenapa mulutmu selalu menyebutmu teman. Walaupun , ku memutuskan hubungan bersahabatan denganmu, tapi tetap saja, ku panggil dirimu teman.  Baiklah, apakah kamu masih ingat?, diwaktu dulu kita masih SD, kamulah yang menjadi pemenang dalam mengambil hati guru dan seluruh teman sekolah. Ingat…tidak ?, aku masih ingat, aku dan saudariku sering menerima bully dari mulutmu dan mulut teman-temanmu itu, Bully yang pertama : menghina nama ayahku dan saudariku didepan guru dan temanmu itu, tapi aku tidak membalas apapu, ku tetap diam. Bahwan gurupun ikut tertawa, karna nama ayahku yang aneh. Aku tidak menangis, karna tangan saudariku yang memegang erat tanganku supaya sabar. Ya……sabar, sabar dan tetap hidup.

Bully yang kedua : merusak sepeda pemberian ayahku, dan menghina saudariku yang kucintai, serta memukul dan menjabak saudariku dan mefitnah aku, aku pun sudah buka mulut, tapi tidak ada yang percaya, hanya aku dan saudariku yang percaya. Tapi saudariku , tetap selalu bersamaku, memegang tangaanku, ya….ya saudariku adalah penyabar dan pemaaf, aku kebalikannya , aku yang pemarah dan  bertindak. Tapi karna ada saudariku yang selalu disampingku, ku berusaha sabar. Saudariku adalah adikku juga kembaranku. Teman, mungkin engkau sangat bahagia dapat menyiksa batinku, mentalku, dan berhasil membuatku trauma dengan masa lalu.  Tidak apa-apa, aku sekarang berbeda dengan yang dulu, engkau sakiti fisikku, dan batinku, aku masih kuat berdiri, masih kuat untuk melangkah dan tidak mati. Terima kasih, teman…….engkau telah membuat goresan teruma di hidupku

 

Saudariku adalah Lautan luas, sendangan ayahku adalah alam, ibuku bumi pertiwi, dan saudari-saudariku adalah langit, dan aku sendiri adalah binatang-binatang. Itulah yang bisa aku gambarkan  tentang keluargaku, ya… alam semesta alam. Sedangkan engkau, teman, ku gambarkan sebagai manusia dengan sikap egois, dan serakah, yang merusak alam. Ha…..ha…., aku senang sekali bisa melukiskan keluargaku dan engkau teman. Apakah engaku sakit……?, aku tidak menghinamu dan melukai mu, aku sudah lama sekali selama 13 tahun menerima bully si bodoh/ si idiot oleh kalian, terima kasih ya…. berkat bully, aku dapat memaknai hidupku, sungguh berartinya dan berharganya hidupku dan keluargaku. Dibalik penderitaan pasti ada kebahagiaan, walupun aku masih memiliki trauma seperti itu, tapi aku berusaha menyembuhkan goresan tersebut. Ayah, Ibu, saudari-saudaraku, sekali lagi aku mengucapkan terima kasih karna sudah mau selalu bersamaku dalam duka dan suka. Tidak apa-apa, kita dihina direndahkan, tapi aku percaya aku pasti menjadi kuat dan satria . Aku tidak membutuhkan teman, karna ku sudah punya keluarga yang kucintai.

 

( Cerpen : Ririn Lestari )

 

 

 

Sabtu, 14 Januari 2017

Maha Karya

Garis adalah Seni

Garis dapat membentuk sebuah seni terutama gambar/lukisan yang indah dan hidup. Garis mengadung arti dalam semua kegiatan manusia contoh rambu-rambu lalulintas, iklan, foto, dll. Oleh sebab itu, saya perlihatkan hasil karya seni dari garis dibawah ini :

















Selasa, 20 Desember 2016

Maha Karya



PERSATUAN BANGSA



Setiap helai rambut manusia memiliki makna
Setiap darah menetes, mengandung arti
Setiap tangisan seorang anak, mempunyai harapan
Demikian bangsa Indonesia ini,
Impian anak sama dengan impian bangsa
Jika seorang ibu mengerti maksud sang anak
Demikian bangsa Indonesia yang mengerti keinginan Masyarakatnya
Jika seorang yang mengaku salah dan meminta maaf dengan tulus
Mengapa beberapa orang menuntut dia harus dihukum
Jika peristiwa ini menimpa mereka,
Siapakah yang akan menghukum mereka.
Bangsa Indonesia, adalah bangsa yang penuh dengan keibuan
Setiap anak-anaknya selalu disayang tanpa memandang perbedaan
Bagi ibu pertiwi, anak-anaknya adalah masyarakat yang dapat menjaga kesatuan
Tanpa terpengaruh oleh masalah.
Masalah sekecil apapun baik itu dari dalam maupun dari luar
Mereka dapat menyelesaikannya tanpa harus merusak persatuan.


                                                                                                                  Ciptaan Ririn Lestari





Kemenangan


Bangsa mana yang ingin menang?
Dari apakah bangsa ingin menang?
Bangsa Indonesia ternoda oleh bergaulan kaum muda
Demi kenyamanan dunia modern, mereka rela tubuh terluka
Serbuk dan tusukan jarum narkoba masuk dalam tubuh kaum muda
Siapakah yang harus disalahkan?
Siapakah yang harus dihukum?
Setiap hukum tak bisa menyelesaikan masalah
Setiap tangisan dan jeritan tak mampu menolong mereka
Kematian telah menghadang kaum muda bangsa indonesia
Penyesalaan rasa bersalah tak bisa menyelamatan mereka
Tuhan, apakah ini dosa kami
Tak pernah bersyukur atas berkat-Mu
Keinginan duniawi tlah membuat mata kami buta
Kaum muda melukai tubuh pemberian-Mu
Narkoba yang mengendalikan Mereka,
Keegosian kamilah, jadikan kaum muda terluka
Tak peduli keluh-kesah mereka,
Kami biarkan sepercik narkoba masuk dalam tubuh mereka.


                                                                              Ciptaan Ririn Lestari




Mahalnya Senyum


Semakin tinggi pendidikan yang diraih seseorang membuat lupa akan senyuman  dan sapaan demikian juga semakin tinggi jabatan seseorang membuat keegoisan terpancar dalam kehidupan dunia kerja. Hal ini saya alami secara nyata di instansi ataupun perusahaan seperti Universitas, Akademik, Rumah sakit, kelurahan, kecamatan yang selalu menampilkan wajah muram, marah, dan gengsi menyapa. Jelas-jelas disetiap standar Operasional pelayanan selalu bertuliskan senyum, sapa, dan sopan. Namun tulisan tersebut tidak berlaku dalam dunia kerja  bagi pegawai mulai dari atasan ke bawaan dan bawaan ke bawaan. Terkadang pelanggan pun jadi sasaran keamarahaan seorang pegawai yang sedang melaksanakan tugas dalam memberikan pelayanan. Bangsa Indonesia sebelum mengenal pendidikan tinggi ataupun jabatan tinggi, masyarakatnya saling menyapa atau rama-tama dan saling menghargai demi terjalin kekerabatan/persaudaraan yang tinggi.
Zaman telah berubah dan kebudayaan keramahan telah ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia termasuk bagi yang memiliki pendidikan tinggi, dan jabatan tinggi. Bagi orang berpendidikan tinggi memandang dirinya terbaik sehingga mampu meremehkan orang yang berpendidikan rendah ataupun tidak mempunyai pendidikan. Sedangkan bagi orang yang memiliki jabatan tinggi memandang dirinya berkuasa dan mempunyai banyak harta sehingga orang yang sederhana dijadikan budak untuk dikendalikan. Inilah hidup manusia di Zaman dunia serba maju atau modern, Bagaimana dengan Masyarakat Indonesia yang terkenal ramah? Apakah keegoisan atau gengsi tetap jadi pilihan?.
Keinginan mengubah keegoisan masyarakat tergantung pada keinginan mereka untuk saling mengerti dan merasakan penderitaan masa lalu para pahlawan Indonesia. Sejarah Pahlawan Indonesia yang kini mulai dilupakan oleh masyarakat terutama generasi muda menjadikan lupa diri akan pengorbanan semua pahlawan. Jika tidak hati-hati maka generasi muda dapat bermuka dua. Maksudnya didepan sangat ramah, sopan dan baik terhadap sesama namun dibelakangnya cemohaan, dan ejekan terluntar dalam mulut mereka.






Senin, 05 Desember 2016

Desain Baju Lurik Indonesia

Desain 2017
Desain di tahun yang akan datang tentu membuat daya tarik setiap anak muda untuk berkarya terutama dalam berpenampilan.Anak muda tentu tidak boleh meninggalkan kebudayaan indonesia yang luar biasa salah satunya kain lurik.Oleh sebab itu, saya menciptakan beberapa contoh desain baju lurik untuk anak muda.







Puisi



Waktu Tlah Terhenti

Perisai persatuan bangsa tlah rusak
Ketakutan kini jadi raja tanpa batas
Masa lalu mulai membayangi kepribadian anak bangsa
Tak ada orang peduli terhadap penderitaan mereka
Hanya kesenangan dan amarah yang bekuasa
Terkuat menjadi nomor satu, tertindas disingkirkan
Mayoritas lebih hebat, minoritas lebih lemah
Manakah keadilan bagi mereka yang benar
Apakah dengan menyebut nama Tuhan dan merusak
Jadikan negeri indonesia lebih sejahtera
Waktu tlah terhenti bagi mereka yang cerdas
Namun tidak bagi orang-orang bodoh
Menghancurkan, merusak, melukai lebih dipilih
Menahan amarah, berpikir kritis, mencari fakta tlah dihilangkan
                                                                                                       
                                                                                          Yogyakarta, 5 November 2016
                                                                                          Karya : Ririn Lestari




  
Sang kebenaran dan keadilan

Siapakah engkau,......
Banyak orang mencari dan menyebut namamu
Tak peduli berapa lama menjelajah,
Demi menemukanmu, mereka rela meninggalkan keluarga
Dunia seakan mengerti bahwa engkau berarti dan terpenting
Namun apakah engkau peduli..........
Mereka  berani mati, demi memegang namamu
Menjauh dari kebohongaan atas ajaranmu
Jadi musuh bagi orang tak suka
Entahlah, apakah engkau mendengar ratapan mereka
Hanya waktulah yang bisa menjawab
Dan engkau adalah Sang kebenaran-keadilan
Bagi mereka yang percaya......
Sebab engkaulah, mereka menunggu

                                                                                          Yogyakarta, 5 November 2016
                                                                                          Karya : Ririn Lestari


  

Burung Pipit Menyapa

Hai,..... Burung pipit menyapamu
Manusia dilahirkan jadi pemenang
Namun tidak semua, beberapa mati karna sesamamu
Membunuh, melukai dan merusak jadi hasyarat mereka
Terluka, menangis jadi penyesalan yang terakhir
Dunia tak bisa mengutuk, manusia tak terkendali
Saling menyalahkan itulah manusia
Tak peduli, tumbuhan dan hewan jadi menderita
Siang, malam menyeruhkan nama Tuhan dengan lantang
Sambil membawah tongkat bambu tuk memukul
Darah mengalir dari saudaramu yang terpukul
Bagaimana bisa engkau terdiam tanpa rasa malu

                                                                                          Yogyakarta, 5 November 2016
                                                                                          Karya : Ririn Lestari



Jantung ke Hidupan adalah Cinta
Kehidupan manusia dibatasi oleh waktu
Waktu yang menentukan kapan hari berganti
Demikian dengan arti nama orang tua
Bagi anak, orang tua adalah jantung
Namun bagi orang yang mencekoki anaknya dengan uang
Anak sudah bahagia tanpa mereka
Bekerjaan adalah nomor satu untuk orang dewasa
Anak bisa diasuh oleh harta dan kemewahaan
Apakah salah anak mencinta uang
Ketika kepedihan dan kebahagian hadir dihidup sang anak
Dimanakah kedua orang tua?
Kedua orang tua adalah uang bagi mereka
Uanglah anak dibesarkan dan dimanjakan
Karena dia, semua keinginan anak terpenuhi.
Ciptaan: Ririn Lestari
26 November 2016





Maha Karyaku

Cari Blog Ini

Halaman

Tubuh Sahabatku Berbeda